Senin, 26 Desember 2016

5 Prinsip Hidup yang Perlu Di Jaga Untuk Melatih Kita Berfikir Positif

Ini adalah tulisan pribadi tanpa copy paste dari google, murni hasil pemikiran dan pengalaman sendiri. Bukan untuk menggurui atau malah memaksa untuk setuju, disini kita hanya sekedar saling berbagi atau sharing.

Pertama-tama, mari kita bahas pengertian dari kata "Prinsip", Apa sih prinsip itu? prinsip merupakan sebuah pernyataan yang dibangun dari diri sendiri, memiliki kebenaran umum maupun pribadi sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau mengambil tindakan.
Di postingan ini saya mencoba untuk berbagi beberapa prinsip dalam kehidupan pribadi yang masih dipegang teguh hingga kini, silahkan dibaca dan diresapi ya :)

1.  Jika Ingin Segalanya Berjalan Sesuai yang Kamu Inginkan, Lakukan Sendiri.
Sindiran yang sedikit kasar memang, tapi jika dipikir ulang ya ada benarnya juga. Pernyataan seperti ini mungkin bertentangan dengan mereka yang memiliki jiwa kepemimpinan, atau ketika kita tes psikologi kepemimpinan, pasti dari beberapa pilihan, terdapat pernyataan seperti ini, yang mana jika dipilih jawabannya adalah salah.

Pernyataan ini tercetus sebenarnya ketika masa SMA kelas 2. Saat itu ada kegiatan Idul Adha, dimana saya melihat seorang teman yang terlihat sibuk, lalu meminta dirinya untuk menemani apa yang saya urusi waktu itu, lalu ia berkata "Nang, kalo lu mau segala sesuatunya sesuai sama keinginan lu, lakuin sendiri, percaya deh" -R

Tapi, pernyataan tersebut sedikit flexible sebenarnya, menyesuaikan dengan situasi dan kondisi pada saat itu saja. Dan sekarang hanya pada kondisi tertentu terdesak, tak ada pilihan lain saja saya mengingat dan menerapkan hal ini. Kalau berpegang teguh selalu seperti itu, lama-lama malah terlihat angkuh, anti-sosial, dan tak peduli sekitar.
...

2.  Everything Happen With A Reason 
Buat kalian yang pernah nonton film karya Raditya Dika berjudul "Koala Kumal" pasti familiar sama kata-kata ini. Pernyataan ini keluar di bagian anti-klimaks di film itu sebagai penutup atau quotes yang ditempatkan dibagian akhir, yang mana secara tidak langsung membuat para penonton-nya meresapi kandungan makna dari apa yang diucapkan tokoh Si Dika. Apalagi ditambah kejadian di scene-scene sebelumnya (spoiler dikit), dimana singkat cerita si Dika secara tidak sengaja bertemu sebanyak tiga kali dengan seorang perempuan.

Dimana kala itu bertahun-tahun si Dika mengalami patah hati hebat hingga dia berpikir untuk tidak dulu membuka hati. Di pertemuan pertama dan kedua, Ia tidak menyadari dan melihat itu sebagai hal yang biasa saja , hingga pada pertemuan yang ketiga ia memberanikan untuk melangkah, dan sadar bahwa "Segala Peristiwa yang terjadi, Pasti Diiringi Dengan Sebuah Alasan"

Film ini udah gua tonton beberapa kali, bukan hanya jalan ceritanya yang bagus, lagunya Sheryl yang enak, tapi juga karena Anggika Bolsterli nya yang cantikkkkkk =DD #salahfokus

Layaknya hukum kausalitas, ada sebab-mempengaruhi-akibat. Prinsip ini bisa membuat prasangka yang negatif menjadi positif, begitu juga sebaliknya, atau malah tidak merubah apa-apa. Begitupun ketika terjadi musibah, coba lihat lah dari sisi yang berbeda, jangan selalu melihat sisi yang buruknya saja, tapi lihat sisi positifnya. Karena segalanya terjadi dengan sebuah alasan, tidak semata-mata terjadi begitu saja. Ada benang merah di setiap kejadian, lihat rentetan kejadian yang terjadi, kemudian tarik kesimpulan dari sana. Itu salah satu cara untuk berlatih berfikir positif.

Dan ketika kalian mengalami hal-hal yang luar biasa atau keberuntungan, cobalah untuk mengingat-ingat lagi, apa hal yang sebelumnya kalian lakukan? doa apa yang kalian panjatkan semalam atau di malam2 kemarin? Coba cari rantai/benang merahnya, pasti ada, atau mungkin saja satu doa ibumu telah dikabulkan Allah SWT, dan kemudian bersyukur-lah.

Mungkin ini adalah masalah keyakinan dan pikiran yang positif, sekali lagi, keyakinan tidak akan merugikanmu asal dirimu benar-benar yakin dan selalu berpikir positif, terutama kepada Allah SWT.
...

3.  Jangan Sibuk Mencari Yang Terbaik, Sampai Lupa Jadi Yang Terbaik.
Allah SWT itu Maha Adil, Maha Mengetahui apa yang baik untuk para makhluk-Nya. Begitu pula dengan urusan pasangan, seperti penggalan surat dibawah ini:

الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ أُوْلَئِكَ مُبَرَّؤُونَ مِمَّا يَقُولُونَ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ 

“ Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga). (Qs. An Nur:26)
Makna dari kata-kata "baik" dan "buruk" itu adalah menurut Yang Maha Kuasa, bukan pandangan dari manusia. Begitu pula dengan standar ataupun kriteria dari "baik dan buruk" pastinya sudah ditentukan oleh Allah SWT, dan sudah dijelaskan di kitab suci Al-Qur'an dan hadist-hadist.

Bunyi ayat ini memberitahu kita bahwa Allah SWT telah menyiapkan  kita pasangan yang sesuai dengan diri kita. Maksudnya adalah pasangan kita adalah cerminan dari diri kita sendiri, kasarnya, jangan bermimpi mendapatkan pasangan yang rajin beribadah jika diri kita saja tidak taat beribadah, jangan bermimpi mendapatkan pasangan yang baik perilakunya jika diri kita saja berperilaku buruk.

Kemudian muncul pertanyaan, "bukankah kita bisa saling memperbaiki diri dan mengingatkan satu sama lain?" ayat ini adalah sebuah kondisi atau anjuran, untuk menciptakan kondisi yang baik-baik untuk yang baik-baik, adalah sebuah keharusan. Kalau tidak, maka kondisi terbalik malah yang akan terjadi. Ayat ini bukan sebagai ketetapan bahwa yang baik “otomatis” akan mendapatkan pasangan yang baik. Hal ini tentu memerlukan usaha untuk memperbaiki diri lebih baik.

Maka, jika standar kriteria pasangan mu tinggi, tinggi kan lah dirimu terlebih dahulu. Pantaskan lah dirimu, sibukkanlah dengan memperbaiki diri sendiri menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Jangan sibuk mencari yang terbaik, sampai lupa untuk jadi yang terbaik.
Karena sebuah proses tidak akan mengkhianati hasil. Dan sebuah proses tidak ada yang sia-sia.
...

4. Ganti Kata "Tidak", menjadi "Belum"
Sebuah kata yang terlihat sederhana namun memiliki makna yang penting. Contoh misalkan ketika dirumah, kalau orang tua bertanya "Nang, nggak makan?", saya selalu memperbaiki kalimatnya dengan bilang "jangan bilang nggak ma, tapi belum. Harusnya, Nang, belum makan? gitu." Itu hanya satu contoh dari sekian banyak ucapan dalam kehidupan sehari-hari

Karena menurut saya, kata "tidak" menandakan bahwa kita seperti "tidak akan pernah" melakukan tindakan itu, sedangkan "belum" menandakan kita tidak melakukan tindakan itu sekarang, tetapi nanti, segera, secepatnya. Coba deh terapkan dan rasakan perbedaannya #asik
...

5. Don't Expect too Much
Sederhana sih, karena Allah tidak suka segala sesuatu yang berlebih-lebihan. Kemudian jangan pula engkau menaruh harapanmu kepada manusia, karena ujungnya bisa mengecewakan. Berharaplah hanya kepada-Nya, niscaya Allah tidak akan pernah mengecewakan mu. Sesederhana itu.
...

Sebenarnya masih ada lagi, tapi berhubung muncul sifat alamiah manusia a.k.a. "lupa", jadi cukup disini dulu. Nanti kalau udah inget bakalan di update  postingan-nya.

ps: silahkan beranggapan apapun terhadap penulis, feel free~

0 komentar: